Peduli lingkungan, semua orang biasanya akan mengatakan bahwa mereka sangat memperhatikan lingkungan hidup. Tidak akan ada yang mau berkata sebaliknya. Sayangnya, pada kenyataannya, mengutip pepatah, “Lain di mulut lain di hati”.
Sejauh yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mengatakan bahwa mereka sangat peduli lingkungan melakukan berbagai tindakan yang justru mempertontonkan hal-hal bahwa mereka sangat tidak peduli lingkungan.
Banyak yang tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan pola pikir yang dianut. Lidah tidak bertulang, bisa saja mulut berbohong, tetapi tindakan-tindakan kita bisa menunjukkan sesuatu yang jauh berbeda.
Dalam kaitannya dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup, masyarakat Indonesia, bisa dikata, masih jauh tertinggal jauh dalam hal tersebut. Hal tersebut bisa dilihat dari tindak tanduk yang biasa dikerjakan sehari-hari. Tentunya, banyak dari mereka tidak akan mengakui hal itu secara terbuka.
Ada beberapa tindakan atau kebiasaan kecil sehari-hari yang biasa dilakukan orang Indonesia yang mencerminkan pola pikir yang masih belum memasukkan unsur kepedulian terhadap lingkungan. Tidak terasa memang, tetapi tindakan-tindakan sederhana ini merupakan sinyal atau tanda tidak cinta lingkungan masih melekat
10 Kebiasaan Tanda Tidak Peduli Lingkungan
Kalau disebutkan seluruhnya, maka artikel ini tidak akan cukup. Mungkin kita bisa melihat beberapa kebiasaan remeh yang sudah dianggap biasa oleh masyarakat Indonesia, Banyak dari orang Indonesia menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar dan tidak salah.
1. Membuang tisu, plastik pembungkus (sampah) tidak pada tempatnya
Kebiasaan membuang plastik pembungkus permen, atau puntung rokok tidak pada tempatnya sudah dianggap jamak (umum/biasa). Pernahkah kita menyadari bahwa benda-benda itu tetaplah sampah dan sudah seharusnya dibuang pada tempatnya.
Jalanan dan taman bukanlah tong sampah raksasa.
2. Gemar menggunakan wadah plastik , kantung plastik atau makanan dalam kemasan plastik
Membawa air minum sendiri dari rumah dengan wadah yang bisa dipakai ulang tentu saja merepotkan. Lebih praktis kalau kita membeli air minum kemasan.
Padahal kenyataannya semakin sering kita membeli makanan dan minuman dalam kemasan, semakin bertambah berat beban bumi untuk menetralisir efeknya.
Plastik adalah sebuah bahan yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Bahan ini baru sulit diurai secara biologis dan membutuhkan waktu yang sangat lama, bisa mencapai puluhan tahun. Itupun akan menghasilkan bahan-bahan yang mencemari tanah.
Juga masih banyak orang Indonesia yang meminta kantung plastik bahkan ketika mereka hanya berbelanja sedikit. Saya sering menyaksikan di minimarket pembeli meminta kantung plastik hanya karena ia membeli sebotol muniman dalam kemasan. Padahal mereka membawa tas yang cukup besar yang masih memiliki ruang tersisa untuk minuman tersebut.
3. Menyalakan lampu atau TV tetapi tidak memakai atau menontonnya
Memang sih, kita membayar untuk setiap watt listrik yang dipakai. Meskipun demikian, pernahkah kita menyadari bahwa untuk menghasilkan daya listrik, alam dan lingkungan kita sudah berkorban?
Untuk setiap watt yang dihasilkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang mengandalkan batubara akan menebarkan debu dan asap yang mengotori atmosfer. Bahkan, Pembangkit Listrik Tenaga Air yang paling minim polusinya juga menyebabkan banyak hutan atau lahan hijau terpaksa dirusak.
Jadi, kalau listrik tidak dipakai secara efisien, artinya kita membuang dengan sia-sia apa yang dikorbankan oleh alam.
4. Memanaskan kendaraan secara berlebihan
Terkadang sambil mandi, kita menyalakan kendaraan agar mesinnya siap dipakai untuk menuju kantor atau ke tempat lainnya. Padahal untuk setiap menit mesin dinyalakan, sebuah mobil atau motor akan tetap membutuhkan bensin atau solar.
Lagi-lagi mubazir. Padahal bahan bakar yang terbuat dari fosil seperti bensin atau solar membutuhkan jutaan tahun untuk terbentuk dan hampir tidak mungkin bisa digantikan dengan cepat.
5. Memainkan gas kendaraan saat lampu merah
Memang suasana di lampu merah di Indonesia lebih mirip sirkuit dibandingkan yang seharusnya. Para pengendara seperti tidak sabar menantikan lampu hijau menyala. Bak pembalap, banyak sekali pengendara memainkan gasnya selama menanti. Persis situasi di sirkuit saat pembaa menunggu sinyal balapan dimulai.
Hasilnya, banyak bahan bakar terbuang hanya karena hal kecil seperti itu. Pertanda tidak peduli lingkungan? Sudah pasti. Apalagi kalau berarti polusi udara bertambah karena tindakan konyol seperti itu.
6. Mencetak di atas kertas secara berlebihan
Para karyawan di kantor sudah pasti harus mem-print berbagai dokumen sebagai file. Mau tidak mau tidak bisa dihindari. Hanya terkadang, karena terlalu berhati-hati untuk menyimpan cadangan, hal tersebut dilakukan melebihi yang diperlukan.
Seringpula karena masih belum terbiasa menyimpan data dalam bentuk digital, semua email dicetak agar lebih mudah dibawa kesana-kesini selama presentasi. Padahal tidak semua email perlu dicetak. Di masa sekarang kita bisa memilah mana yang perlu diprint dan mana yang bisa tetap disimpan ditempatnya.
Padahal untuk menghasilkan satu rim kertas saja, paling tidak satu pohon harus ditebang. Untuk menghasilkan selembar kertas, beberapa liter air harus dikorbankan.
Kebiasaan yang masih sering ditemukan di kantor ini menunjukkan bahwa peduli lingkungan masih sebatas omongan saja, belum terwujud dalam tindakan.
7. Memakai wadah styrofoam
Praktis. Sama seperti plastik tetapi bisa dibentuk dengan lebih mudah dan murah. Bisa dipersiapkan dalam waktu singkat dan dibuang setelah dipakai.
Tahukah Anda bahwa styrofoam, sama seperti plastik sangat sulit diurai secara biologis. Hal ini berarti, tanah dengan pasukan mikroorganismenya akan sangat kesulitan mencerna wadah jenis ini.
8. Memakai deterjen terlalu banyak
Memakai baju bersih dan wangi memang menyenangkan. Warna-warna cerah, putih bersih akan membuat penampilan kita lebih menarik.
Baju kotor memang harus dicuci.
Tetapi, pernahkah kita menyadari bahwa sabun cuci yang kita pakai untuk membuat pakaian menjadi bersih mengandung banyak bahan yang bisa merusak biota air (kehidupan di air). Ikan atau hewan air lainnya banyak yang mati karena limbah bekas mencuci kita.
Pergunakanlah secukupnya dan tidak perlu berlebihan. Pakaian tidak menjadi lebih bersih dengan memakai sabun terlalu banyak.
9. Membuang minyak goreng bekas ke saluran air
Minyak goreng memang tidak boleh berulangkali dipakai berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, bukan berarti kita bisa membuangnya seenaknya saja.
Minyak goreng bekas banyak mengandung bahan yang selain berbahaya bagi kesehatan manusia, juga berbahaya bagi makhluk-makhluk yang hidup di air. Lagipula, minyak tidak akan bercampur dengan air tanpa proses tambahan.
Bayangkan kehidupan biota air kalau minyak goreng bekas dibuang begitu saja ke saluran air. Kehidupan mereka akan sangat sengsara.
10. Malas kerja bakti
Paling banyak dilakukan di lingkungan perkotaan. Ketika pak RT mengajak kerja bakti membersihkan lingkungan, ada saja alasan yang diberikan. Sibuk lah, ada acara lain lah.
Padahal kerja bakti biasanya dilakukan untuk membersihkan lingkungan sendiri, selokan, taman, tempat-tempat kotor.
Kalau tidak mau berkorban waktu dan tenaga, bisakah disebut sebagai peduli lingkungan? Anda pasti sudah tahu jawabnya.
Nah, itu sepuluh kebiasaan yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia yang mencerminkan kurang peduli lingkungan. Sayangnya kebanyakan hal tersebut sudah dianggap biasa dan umum, tidak jarang dimaklumi.
Padahal semua itu menunjukkan pola pikir yang masih belum memasukkan faktor lingkungan. Masih banyak kebiasaan remeh lain yang senada dengan 10 kebiasaaan tanda tidak peduli lingkungan di atas.
Jadi, kawan, sebelum Anda mengatakan bahwa diri kita peduli lingkungan, ada baiknya melakukan sedikit introspeksi. Apakah kita masih melakukan hal-hal tersebut di atas? Kalau masih, tunda dulu mengatakannya dan ubah dulu kebiasaan kita tersebut.