Peran Pemulung dalam Kebersihan Lingkungan Membantu Mengurangi Beban Akibat Sampah

Pekerjaannya memang kotor. Mayoritas orang tidak akan mau melakukannya. Siapapun sebenarnya tidak mengharapkan akan menekuni pekerjaan ini, memulung sampah. Apalagi label sebagai seorang pemulung sangat jauh dari keren dan necis, tidak jarang bahkan dipandang sebelah mata oleh orang lain.

Padahal kalau dipikirkan ulang peran pemulung dalam kebersihan lingkungan sangatlah besar. Tanpa kehadiran mereka-mereka ini, mungkin situasi dunia persampahan di Indonesia bisa menjadi lebih buruk.

Tentu, alasan utamanya adalah untuk bertahan hidup dan bukan demi lingkungan itu sendiri. Hanya saja imbas dari yang mereka lakukan, sudah seharusnya kita juga mengucapkan terima kasih kepada mereka. Setidaknya, tidak perlulah kita memandang mereka dengan sebelah mata.

Peran mereka dalam kebersihan lingkungan bisa disebutkan sebagai berikut :

1. Menjadi pemilah sampah

Sebenrnya tugas ini adalah tugas dari sang pembuang sampah. Di banyak negara maju, kesadaran untuk memilah sampah dan menempatkannya dalam tempat masing-masing sudah tinggi. Sayangnya di Indonesia, kesadaran tentang hal itu masih teramat sangat rendah.

Masyarakat masih memandang hal tersebut sebagai membuang waktu dan tidak ada artinya. Padahal pemilahan sampah akan sangat membantu proses pengolahan selanjutnya.

Disini, pemulung berperan menjadi pemilah sampah

2. Agen daur ulang

Secara tidak sadar, untuk menukarkan dengan uang bagi kebutuhan hidupnya, biasanya pemulung akan menjual kepada “pengepul” yang kemudian menjualnya kembali kepada pabrik daur ulang.

Gelas-gelas plastik akan dijual ke pabrik untuk dijadikan biji plastik. Kertas atau koran akan dilepas ke pabrik pengolahan kertas bekas. Besi atau kaleng dikumpulkan untuk diolah kembali.

Barang yang masih bisa dipergunakan akan dipergunakan untuk mereka sendiri.

Dengan keberadaan mereka, sistem daur ulang berjalan, walau dengan cara yang aneh.

3. Menghemat tenaga dan biaya 

Otomatis, semakin banyak yang mereka ambil, maka semakin berkurang volume sampah yang harus diangkut dan dibuang. Besarnya mungkin tidak seberapa, tetapi kalau dijumlahkan setiap tahunnya, maka angkanya mencapai puluhan ribu ton.

Kalau dikalkulasi dengan ongkos bahan bakar untuk mengangkutnya ke tempat pembuangan akhir (TPA), maka bisa dihitung berapa biaya bahan bakar yang bisa dihemat.

Begitu juga dengan tenaga yang diperlukan. Untuk mengangkut sampah ke TPA pemerintah harus mengeluarkan upah atau gaji bagi petugasnya. Semakin banyak sampah, semakin besar upah yang harus dibayarkan. Dengan ada sebagian yang diambil pemulung, maka sebenarnya biaya tersebut, meski tidak terihat berkurang cukup banyak.

4. Menghindarkan pencemaran tanah

Kebanyakan sampah yang dipulung adalah benda non organik, seperti plastik, besi, kardus, dan lain sebagainya. Jarang pemulung mengumpulkan sampah organik karena kebanyakan tidak laku dijual. Tindakannya ini membantu mengurangi pencemaran terhadap tanah dan air.

Benda-benda non organik tidak akan bisa terurai secara biologis oleh organisme di dalam tanah dan membutuhkan proses untuk memusnahkannya. Dengan apa yang dilakukan oleh pemulung, mereka secara tidak sadar mengurangi benda-benda yang bisa mencemari tanah dan air saat mengumpulkan dan menjualnya.

Sekali lagi, memang mereka melakukannya karena keterdesakkan dan bukan karena kepedulian mereka terhadap lingkungan. Meskipun demikian, peran pemulung dalam kebersihan lingkungan tidak seharusnya juga diabaikan.

Untuk itu, tidak perlu ada penghargaan khusus atau apapun, mungkin sekedar tidak memandang mereka dengan sebelah mata sudah lebih dari cukup. Setidaknya apa yang mereka lakukan untuk lingkungan sudah jauh lebih baik daripada apa yang banyak dari kita sudah sumbangkan.