Penggunaan Alat Plastik Sekali Pakai Harus Dilarang (Dihentikan)

Penggunaan Alat Plastik Sekali Pakai Harus Dilarang (Dihentikan)

Sebuah solusi yang terdengar tidak masuk akal mengingat sudah seberapa jauh ketergantungan umat manusia terhadap alat yang terbuat dari plastik sekali pakai. Mudah dan murah serta membuat manusia bisa hidup lebih efektif.

Meskipun demikian, itulah saran tentang pemecahan masalah polusi yang disebabkan oleh plastik di dunia. Diskusi tersebut pun dilakukan oleh bukan oleh orang-orang sembarangan dan diadakan oleh badan sembarangan. Diskusi itu diselenggarakan oleh Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Environment Assembly) di Nairobi, Kenya.

Keprihatinan terhadap semakin meningkatnya pencemaran akibat penggunaan alat plastik sekali pakai dalam kehidupan membuat saran solusi itu dikemukakan.

Di Amerika saja, setiap harinya, panjang sedotan plastik sekali pakai yang dipergunakan, jika disambung-sambung bisa mengelilingi bumi sebanyak 2 setengah kali. Padahal keliling bumi lebih dari 40 ribu kilometer. Sebuah jumlah sampah yang luar biasa besar karena sedotan adalah sesuatu yang akan langsung dibuang setelah dipakai sekali saja.

Juga, plastik sejumlah satu truk tercatat dibuang ke laut setiap menitnya.

Padahal, plastik adalah bahan yang sangat tidak ramah lingkungan karena sulit terurai secara biologis. Kalaupun bisa terurai diperlukan puluhan tahun dan tetap menghasilkan bahan berbahaya bagi tanah. Butuh pengelohan khusus untuk memusnahkan berbagai sampah plastik dan tentunya berbiaya mahal.

Itulah mengapa, diskusi tersebut kemudian memutuskan bahwa solusi terbaik bagi masalah solusi plastik adalah dengan melarang penggunaannya.

Sebuah solusi yang akan menyebalkan bagi banyak orang, tetapi demi mencegah lebih rusaknya lingkungan, pelarangan alat-alat plastik sekali pakai, haruslah dipertimbangkan dan perlu direalisasikan. Kecuali, kalau memang kita mau lingkungan dan alam semakin rusak karena sampah-sampah plastik.