Kunci Kebersihan Lingkungan Ada Pada Kepatuhan Pada Peraturan

Kunci Kebersihan Lingkungan Ada Pada Kepatuhan Pada Peraturan
Commuter Line Jakarta Bogor – 20 Juni 2019

Sebenarnya, kalau saja mayoritas orang Indonesia mau melakukan satu hal saja, menjaga kebersihan lingkungan tidaklah begitu sulit. Hal itu adalah dengan mematuhi peraturan yang ada.

Bukan apa-apa. Sang pembuat peraturan pastilah memiliki alasan saat membuatnya, Tentu, bukan tanpa sebab sebuah hukum atau aturan ada. Sudah pasti ada latar belakang dan target atau tujuan mengapa peraturan itu dibuat.

Sebagai contoh, saat menggunakan transportasi umum, seperti Commuter Line (KRL Jabodetabek) ada suatu aturan yang memang terlihat kejam dan tidak memihak pengguna jasanya. Peraturan itu adalah “DILARANG MAKAN DAN MINUM”.

Hal itu terlihat dalam simbol pada stiker yang banyak tertempel di pintu atau dinding transportasi massal tersebut.

Lihat saja di bawah ini.

simbol tanda dilarang makan dan minum di commuter line

Alasannya bisa ditebak, meski saya bukanlah pegawai PT KCI, pengelola transportasi yang tenar dengan julukan si CL. Butuh sedikit imajinasi memang, tetapi sangat tidak sulit.

Makan dan minum di dalam Commuter Line bisa :

1. Menyebabkan gangguan pada orang lain

Contohnya, ketika sedang minum dan kereta mendadak berhenti, air di botol atau wadah yang dipergunakan, bukan hanya bisa membasahi lantai, tetapi juga bisa menciprati penumpang lainnya.

Lantai yang basah juga berbahaya karena banyak sekali orang lalu lalang.

2. Lingkungan menjadi kotor

Pernah naik KRL Jabodetabek di era 80-90’an sampai sekitar tahun 2010, sebelum pengelolaannya diambil alih? Saya sudah, bahkan sejak tahun 1989, KRL Jabodetabek adalah bagian dari keseharian.

Dan, saat itu kondisnya sangat suram. Sampah bertebaran dimana-mana. Di setiap sudut akan mudah ditemukan kulit jeruk, bungkus permen, bungkus rokok, dan banyak sekali benda lain di dalam kereta.

Situasinya sangat tidak nyaman bagi semua penumpang. Tidak heran di masa itu, KRL Jabodetabek tidaklah menarik untuk dipergunakan, meski ongkosnya murah. Kotor dan tidak nyaman.

Bandingkan dengan situasi sekarang, dimana si CL, nama keren Commuter Line, merupakan salah satu transportasi favorit bagi para komuter di Jabodetabek. Murah dan cukup nyaman.

Kesemua itu sangat membantu mengurangi kemacetan, dan tentunya polusi karena mereka yang bepergian di Jabodetabek lebih memilih untuk memanfaatkan transportasi umum dan bukan kendaraan pribadi.

Untuk itulah, mengapa pengelola menerapkan aturan yang sangat ketat. Maklum hal itu akan berimbas pada ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum.

3. Makanan atau remah makanan bisa merusak fasilitas umum

Berlebihan? Tidak juga. Coba bayangkan saja kalau sambal bakwan tumpah ke kursi si CL yang berbahan kain lembut (untuk kenyamanan penumpang). Nodanya akan susah dihilangkan dan tentunya akan menghadirkan kesan kotor.

Untuk membersihkannya tidaklah mudah karena selain makan biaya, berarti akan mengganggu jadwal pengoperasian kereta itu.

Tambahkan dengan kalau apapun yang sedang dimakan mengenai penumpang lain. Keributan dan pertengkaran bisa saja terjadi.

Iya kan?

Ada banyak hal dibalik dibuatnya sebuah peraturan, tetapi inti utamanya adalah peraturan dibuat demi keteraturan dan ketertiban bersama. Kalau semuanya tertib, rapih, dan teratur, maka kebersihan lingkungan pun akan terjaga.

Ujungnya, semua akan merasa nyaman dan senang memanfaatkan fasilitas umum.

Kunci Kebersihan Lingkungan Ada Pada Kepatuhan Pada Peraturan
Commuter Line Jakarta Bogor, 20 Juni 2019

Sayangnya hari ini, 20 Juni 2019, kembali saya menyaksikan sebuah kekonyolan dari penumpang si CL. Bukan hanya satu, tetapi beberapa dalam saat bersamaan.

Entah karena mereka sudah begitu laparnya, mereka memilih untuk tidak mematuhi aturan.

Pertama kali dimulai oleh seorang pemuda, yang terlihat sadar ada peraturan dilarang makan dan minum di kereta, secara sembunyi-sembunyi menyuapkan roti ke dalam mulutnya. Setelah sesuap, ia memasukkan rotinya ke dalam tas, lalu menyuap lagi.

Rupanya, lapar juga penyakit menular. Tidak berapa lama berselang, seorang wanita dengan santai sambil bermain ponselnya, mengeluarkan makanan juga. Yang satu ini dengan tidak merasa bersalah, makan sambil mata terus menatap layar smartphonenya.

Sudah selesai? Belum.

Penumpang di sebelah saya pun akhirnya melakukan hal yang sama.

Padahal, tinggal dua stasiun lagi, atau 10 menit kereta akan sampai di tujuan akhir, stasiun Bogor.

Sebuah watak yang masih sulit dihilangkan dalam diri banyak orang Indonesia. Mereka sulit untuk mematuhi peraturan. Alasannya, “Ah cuma makan roti ini” atau “Sudah lapar banget nih”.

Padahal, peraturan adalah peraturan yang harus dipatuhi.

Terlihat remeh, tetapi, apa yang dilakukan para penumpang nakal ini sebenarnya merupakan ancaman terhadap kebersihan lingkungan di dalam kereta. Kebiasaan ini bisa merembet dan menulari kepada orang lain karena pada akhirnya bisa terbentuk bahwa hal itu adalah wajar dan biasa.

Bila hal ini terjadi, maka semakin banyak orang makan dan minum di kereta, dan jeleknya lagi, karena di kereta memang disengaja tidak disediakan tempat sampah, banyak yang akan membuang sampah sembarangan, seperti di masa dahulu.

Bisa bayangkan efek lanjutannya kan?

Mungkin itulah kenapa Indonesia masih belum bisa menjadi bangsa yang bersih dan tertib. Salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ada masih sangat rendah. Padahal, kepatuhan pada peraturan adalah kunci untuk memastikan lingkungan tetap terjaga kebersihan.

Jadi, bila Anda sedang naik Commuter Line, atau transportasi umum apapun, cobalah untuk mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Kalau tidak boleh makan dan minum, ya jangan lakukan. Pemecahannya sederhana saja, makanlah di stasiun sebelum naik kereta agar perut tidak keroncongan.

Cobalah selalu menjadi manusia yang lebih beradab dan ramah lingkungan.

Jangan tiru mereka-mereka yang ada di dalam foto di artikel ini.

2 thoughts on “Kunci Kebersihan Lingkungan Ada Pada Kepatuhan Pada Peraturan”

Comments are closed.