Koran Tempo Hentikan Edisi Cetak : Kabar Baik Bagi Alam

Tahun 2020 memang tahun yang berat bagi semua orang dengan kehadiran pandemi Covid-19, meskipun demikian, kehadirannya memberikan banyak dampak baik bagi lingkungan. Bukan hanya karena polusi berkurang dimana-mana, tetapi juga karena berhasil merubah kebiasaan banyak orang yang berimbas pada lingkungan.

Salah satu berita yang baik dari perspektif kelestarian lingkungan adalah Koran Tempo akan menghentikan edisi cetak, seperti yang diberitakan Kumparan. Penghentian itu akan mulai dilakukan pada Januari 2021.

Sebuah kabar yang tidak menyenangkan bagi banyak pihak, seperti suplier kertas, karyawan pada edisi cetak. Ada kemungkinan hilangnya beberapa pekerjaan yang biasa ada, sesuatu yang tentu kurang menyenangkan di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi.

Namun, dari sisi lain, penghentian edisi cetak Koran Tempo sendiri akan mengurangi permintaan terhadap “kertas” koran, benda yang selama ini lumayan rakus dalam menguras sumber daya alam. Dengan berkurangnya permintaan dari Koran Tempo, setidaknya permintaan akan kertas berkurang juga.

Permintaan akan kertas yang berkurang akan juga berimbas pada jumlah pohon yang harus ditebang untuk memenuhi kebutuhan akan kertas koran.

Tentunya, berhentinya edisi cetak koran ini tidak 100% karena masalah lingkungan, tetapi lebih disebabkan karena perubahan pola pembaca. Dengan hadirnya pandemi, minat membaca edisi cetak berkurang untuk mengurangi resiko terpapar dan banyak pembaca yang beralih pada versi digital.

Dari sana terlihat bahwa pandemi Covid-19 memang banyak buruknya, tetapi tetap ada efek baik, dimana gaya hidup digital semakin banyak diadopsi. Pada akhirnya perubahan ini, jika juga dilakukan banyak media besar bisa mendorong perubahan bagi lebih banyak orang. Sesuatu yang memang diharapkan terus terjadi di masa depan.

Koran Tempo sendiri bukanlah yang pertama di dunia meninggalkan edisi cetak dan beralih 100% ke versi digital. The Independent, salah satu koran terkemuka di Inggris sudah melakukannya sejak bertahun-tahun lalu. Di Indonesia sendiri ada DETIK yang tidak memiliki edisi cetak.

Bila tren ini terus berlangsung, maka semakin banyak pohon juga yang akan terselamatkan selain berkurangnya polusi akibat proses produksi kertas. Sesuatu yang secara jangka panjang akan memberikan imbas positif bagi alam dan lingkungan.

+ posts