Ada sebuah bahaya tak terlihat yang mengancam bumi dan umat manusia. Sayangnya mayoritas penghuni bumi ini tidak memandangnya sebagai ancaman. Mereka tetap melakukannya setiap hari. Nama bahaya ini adalah “sampah makanan”.
Percaya atau tidak sampah makanan berbahaya bagi bumi dan manusia. Hal ini diamini oleh banyak pakar lingkungan dan pemerhati lingkungan.
Food and Agriculture Organization (Badan Pangan Dunia) menghadirkan deretan fakta yang mencengangkan tentang berapa banyak makanan yang terbuang percuma setiap tahunnya, yaitu 1,3 milyar ton. (Sumber)
Angka ini hanya merujuk pada makanan yang bisa dimakan tetapi terbuang. Bukan sisa-sisa makanan yang tidak layak dikonsumsi.
Terbuangnya makanan seperti ini dilakukan oleh baik produsen makanan atau konsumen karena satu dan lain hal.
Hilangnya bahan pangan oleh produsen sering disebabkan oleh manajemen panen yang kurang baik sehingga hasil tidak bisa didapatkan secara makanan. Sementara, konsumen melakukannya karena banyak hal, mulai dari kesalahan saat membeli, menyimpan, atau makanan yang tidak dihabiskan.
Mengapa sampah makanan berbahaya bagi bumi dan manusia?
Semua bahan makanan berasal dari bahan organik, seperti hewan atau tumbuhan. Pada akhirnya, akan mengalami penguraian melalui proses pembusukan.
Pada saat membusuk ini, sampah makanan jenis apapun akan mengeluarkan setidaknya dua jenis gas berbahaya, yaitu
- Karbondioksida
- Metana
Keduanya tergolong sebagai gas rumah kaca, yaitu gas yang merusak ozone dan juga berkontribusi pada pemanasan iklim. Semakin banyak kedua gas ini terlepas ke udara, semakin besar tabir penghalang yang dibangun di atmosfer dan menyebabkan panas dari bumi terperangkap. Pada akhirnya, suhu di permukaan bumi akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Di antara keduanya Metana merupakan yang paling berbahaya. Sementara karbondioksida agak berkurang bahayanya karena diserap oleh pohon dan tanaman untuk melakukan fotosintesa.
Meningkatnya suhu permukaan bumi menyebabkan banyak bencana terjadi, seperti perubahan iklim yang drastis dan yang paling mengkhawatirkan adalah mencairnya gunung es raksasa di lingkaran kutub. Peristiwa yang sangat tidak diharapkan terjadi karena dapat meninggikan permukaan laut dan menenggelamkan banyak area daratan. Sesuatu yang akan mengancam kehidupan manusia dimanapun.
Itulah alasan mengapa banyak pihak dunia mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap semakin meningginya jumlah sampah makanan yang dihasilkan.
Tips mengurangi sampah makanan dalam kehidupan sehari-hari
Mengingat besarnya resiko yang dihadapi dan ancaman global yang begitu besar, perlu kesadaran dari semua pihak, termasuk konsumen untuk mengambil langkah pencegahan. Tujuannya untuk mengurangi limbah makanan yang dihasilkan.
Langkah-langkah sederhana bisa dilakukan semua orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti
- mengambil makanan secukupnya : ketika mengisi piring dengan makanan, prinsip ambil sedikit dulu lebih baik daripada mengambil banyak tetapi tidak bisa dihabiskan
- memasak sesuai kebutuhan : bila anggota keluarga terdiri dari 4 orang, masaklah untuk 4 orang, dengan begitu tidak akan ada makanan yang tidak tersisa
- berbelanja sesuai kebutuhan : salah satu alasan bahan pangan terbuang adalah karena mereka membusuk bahkan sebelum dipergunakan di tempat penyimpanan, seperti kulkas. Berbelanja sesuai kebutuhan dan memperhitungkan daya tahan bahan makanan
- bagikan makanan : ketika dirasa makanan atau bahan pangan yang ada melebihi kebutuhan, jangan ragu untuk bagikan kepada tetangga atau mereka yang membutuhkan. Dengan begitu makanan tersebut tidak akan terbuang percuma dan menghadirkan bahaya
Baca juga : Gaya Hidup Ramah Lingkungan Bukan Untuk Orang Kaya Saja
Tindakan-tindakan sederhana ini akan membantu mengurangi ancaman sampah makanan bagi bumi dan manusia. Pada akhirnya akan membantu juga menjadikan diri Anda sebagai manusia yang ramah lingkungan.